Cari di Blog Ini

Senin, 06 November 2017

PERANG MELAWAN KOLONIAL


1. Perang Tondano
A. Lokasi        : Minahasa, Sulawesi Utara
B. Tokoh        : Fransiscus Xaverius, Simon Cos, Daendels, Kapten Hartingh, Ukung Lonto, Prediger
C. Penyebab  : Implementasi politik pemerintah kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara
D. Upaya        :
     A. Perang Tondano I
          Memindahkan tempat tinggal di Danau Tondano dengan rumah apung.
     B. Perang Tondano II
          Perlawanan perlawanan dari para ukung (Ukung adalah pemimpin suatu wilayahwalak atau daerah setingkat distrik).
E. Dampak     : Benteng pertahanan Moraya hancur serta semua pejuang yang ada di sana gugur



2. Pattimura Angkat Senjata
A. Lokasi        : Maluku
B. Tokoh        : Raffles, Residen Saparua, Pattimura, Van Den Berg, Christina Martha Tiahahu, Thommas Pattiwail, Lucas Matumahina, Mayor Betjes, Groot.
C. Penyebab  : Maluku kaya akan rempah rempah, kegiatan monopoli diperketat, guru akan diberhentikan dan pemuda dikumpulkan dan dijadikan tentara, sikap arogan Residen Saparua
D. Upaya        : Melakukan pertemuan rahasia, menghancurkan kapal Belanda di pelabuhan, Menyerang Benteng Duurstede dan Benteng Zealandia
E. Dampak     : Berhasil Menguasai Benteng Duurstede, meski dapat direbut kembali oleh Belanda, Banyak pejuang yang tertangkap kemudian dihukum mati atau dibuang termasuk Pattimura



3. Perang Padri
A. Lokasi        : Minangkabau, Sumatra Barat
B. Tokoh        : Tuanku Pasaman, Tuanku Nan Renceh, Kapten Goffinet, Kolonel De Stuers, Tuanku Lintan, Tuanku Imam Bonjol, Van Den Bosch.
C. Penyebab  : Adanya pertentangan antara kaum padri dengan kaum adat
D. Upaya        :
     Fase Pertama
     Berbagai penyerangan yang dipimpin Tuanku Pasaman, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Imam Bonjol, dsb.
     Fase Kedua
     Diadakannya perjanjian damai
     Fase Ketiga
     Bergerak ke pos tentara Belanda setelah kaum Padri dan kaum Adat bersatu serta melakukan perundingan.
E. Dampak     : Benteng Marapalam jatuh ke tangan Belanda, Tuanku Imam Bonjol dbuang ke 
Cianjur



4. Perang Diponegoro
A. Lokasi        : Jawa khususnya Surakarta dan Yogyakarta
B. Tokoh        : Pangeran Diponegoro, Smissaert, Patih Danurejo, Nyi Ageng Serang, Pangeran Mangkubumi
C. Penyebab  : Pemerintah mencampuri urusan istana, beban rakyat makin berat, pemasangan anjir / patok secara sengaja di pekarangan Dipenegoro
D. Upaya        : Membangun Benteng di Gua Selarong, Mengatur strategi dari Gua Selarong
E. Dampak     : Banyak pemimpin yang tertangkap



5. Perlawanan Bali
A. Lokasi        : Bali
B. Tokoh        : I Gusti Ngurah Made, I Gusti Ktut Jelantik, J Van Swieten, Letkol Sutherland
C. Penyebab  : Pemerintah Hindia Belanda yang menanamkan pengaruhnya sehingga dominasi Belanda berkembang, Raja Buleleng tetap menerapkan hukum tawan karang
D. Upaya        : Patih Ktut Jelantik menyiapkan prajuri dan memperkuat pos pertahanan, Buleleng berpura pura menerima perjanjian dan diam diam membangun benteng pertahanan
E. Dampak     : Benteng Jagaraga runtuh, Raja Buleleng dan Ktut Jelantik tewas sehingga Buleleng menjadi milik Belanda




6. Perang Banjar
A. Lokasi        : Banjarmasin
B. Tokoh        : Pangeran Hidayatullah, Pangeran Anam  Tamjidillah, Pangeran Antasari
C. Penyebab  : Posisi strategis dan produknya disukai orang barat, intervensi Belanda terhadap pemerintahan kerajaan
D. Upaya        : Munculnya pengaruh Aling, Penyerbuan kawasan batu bara di Pengaran, Penerbuan pos Belanda di martapura
E. Dampak     : Peningkatan pasukan Belanda, banyak benteng yang diduduki Belanda





7. Aceh Berjihad
A. Lokasi        : Aceh
B. Tokoh        : Teuku Imeum, Lueng Bata, Tengku Cik di Tiro
C. Penyebab  : Ambisi Belanda untuk menguasai Aceh
D. Upaya        : Menaruh spionase di Belanda, melakukan pembunuhan terhadap Kehler
E. Dampak     : Melipat gandakan kekuatan Belanda, Masjid Baiturrahman jatuh ke tangan Belanda




8. Perang Batak
A. Lokasi        : Padang
B. Tokoh        : Sisingamangaraja XII
C. Penyebab  : Perluasan wilayah Belanda mengusik Sisingamangaraja XII
D. Upaya        : Kampanye pengusiran Zending dan penolakan kristensasi, membuat pertahanan di Pak Pak dan Diari

E. Dampak     : Sisingamangaraja tertembak bersama putrinya Lopian dan 2 orang putranya yang mengakhiri perang Batak

(sumber:http://alfianr11.blogspot.co.id/)

Minggu, 24 September 2017

Perlawanan Nusantara dengan Kolonialisme VOC


 1. Perlawanan Aceh vsPortugis dan VOC yang berlokasi di Aceh dengan tokoh2 dari aceh yang terlibat yaitu Ajeng ayu w,Aji faris b,Alfin nurul izah,Cantika dyah a,Devita galih,sedangkan tokoh asing yang terlibat yaitu Desanaa,Henri guess,Jendral sweeten.Perlawaban ini disevabkan oleh perjembangan aceh yang pesat dipandang portugis sebagai ancaman upaya yang dilakukan oleh rakyat aceh yaitu melengkapi kapal dagang mereka dengan senjata sedangkan Portugis yaitu mendatangkan bantuan persenjataan dari jalibut dan jepang. Hal2 ini menyebabkan jatuhnya aceh ke tangan Belanda dan menguatnya persatuan rakyat aceh.
2.Perlawanan Maluku angkat senjata yang berlokasi diMaluku, tokoh yang terlibat yaitu PangeranNuku,Sultan Baabullah,Sultan Khaerun. Penyebab perlkawanan ini yaitu kapoal Portugis yang menembaki jung jung Belanda yang ingin membeli cengkeh ke Tidore. Upaya yang dilakukan adalah membuat perjanjian saragosa dan menyatukan ternate dan tidore. Dampoak yang disebabkan yaitu Sultan Nuku berhasil berdaulat  dan melepaskan diri dari Belanda.

3. Perlawanan sultan Agung vs JP coen yang berlokasi di Batavia dan melibatkan tokoh yaitu sultan Agung dan JP coen yang disebabkan oleh monopoli voc dan voc yang menghalangi kapal mataram ke batavia . upaya yang dilakukan serangan pertama pada tgl 22-8-1628 Tumenggung baureksa menyerang voc di Batavia . upaya yang dilakukan adalah meningkatkan kapal dan senjata. Dampaknya voc berambisi untuk mengepung mataram sehingga terjadi perlawanan rakyat.


4. Perlawanan Banten berlokasi di Banten tokohnya adalah Sulta Ageng Tirtayasa dan Pangeran Purbayasa penyebabnya karena banten memiliki lokasi yang strategis sebagai bandar perdagangan internasional upya yang dilakukan adalah mengundang pedagang eropa serta mengirim pasukan untuk menggangu kapal dagang voc. Dampaknya adalah pedagang Banten menjadi sepi,banyak korbvan yang berjatuhan.

 
5. Perlawanan Gowa yang berlokasi di Sulawesi Selatan ,tokoh tokohnya yaitu sultan Hasanudin dan Aru Palaka penyebsabnya Belanda mengetahui bahwa perlawanan goa sangat me!engaruhi , upaya yang dilakukan mempersiapkan benteng dan memperkuat pertahanan untuk melawan voc . dampaknya kerajaan goa mengalami kekalahan dan diberlakukan perjanjian bongaya .

6. Perlawanan rakyat riau angkat senjata yang berlokasi di riau,tokohnya Raja siak sultan abdul ja"il Penyebabnya ambisi voc untuk melakukan monopoli dan mengincar kep. Riau upaya yang dilakukan yaitu perlawanan yang dilakukan sri indra pura untuk merebut malaka dampaknya Riau menang melawan voc dan raja indra diangkat menjadi pahlawan.
7.perlawanan orang cina berontak berlokasi di batavia, tokohnya yaitu Oey Panto dan Pakubumi 2 yang disebabkan karena voc mengambil rempah rempah dan hasil bumi secara semena mena upaya yang dilakukan mendapat bantuan dari Pakubuwono 2dampaknya boc memperkuat persenjataan yang meruntuhkan pemberontakan cina .

8. Perlawanan pangeran mangkubumi dan mas said berlokasi di jawa ,tokohnya pangeran mangkubumi,mas said,dan raden sutawijaya penyebabnya munculnya perlawanan mas said terhadap voc dan voc terlalu mengitervensi mataram upyanya pangeran mangkubumi dan mas said bersatu melawan voc dampaknya mangkubumi dan mas said bersedia menandatangani pperjanjian giyanti dan raden mas said menandatangani perjanjian salatiga.

Minggu, 20 Agustus 2017

koloniallisme Inggris di Indonesia

Kolonialisme INGGRIS di INDONESIA

Pertanyaan
1.jelaskan bagaimana raffles berkuasa di nusantara!
2.sebutkjan poerjanjian kapitulasi tuntang!
3.apa yang dimaksud dengan LANDRENT dan bagaimana penerapannya!
4.jelaskan dasar pemikiran raffles terhadap kebijakan LANRENT
5.apa saja peninggalan raffles?
6.bagaimana proses ditariknya raffles di nusantara?
7.buatkan sebuah peta konsep kebijakan raffles!
Jawaban
1.pada tahun 1806 ,Janssen terusir dari tamnjung harapan  karena daerah itu jatuh ke inggris,Lord minto memerintahkan thomas standford raffles untuk menguasai Jawa .raffles mempersiapkan armada untuk ke jawa Jansen pun terusir lagi . penyeragan janssen secara resmi ke inggris ditandai sengan kapitulasi tuntang pada tanggal 18 september 1811 kemjdian lordminto mengangkat raffles sebagai penguasa.
2.a.semua daerah Belanda di berikan ke Inggris
  b.semua tentara Belanda jadi tawanan Inggris
 c.orang Belanda boleh menjhadi pegawai Inggris
 d.hutang Belanda bukan tanggungan Inggris
3.memungut pajak secara perorangan berdasarkan jenis dan produksi,jika tanah subur maka 1/2 dari hasil dan tanah yang tidak subur2/5 dari hasil.
4.dasar pandangan bahwa tanah itu milik pemerintah jika rakyat ingin menggarap maka rakyat harus membayar pajak ,dlam pemunghutan pajak berdasarkan sistem karisedenan
5.a.dia membuat buku HISTORY OF JAVA
b.penbemuan bunga RAFFLESSIA ARNOLDDI
c.jebun raya bogor
d.istana merdeka
e.sistem karessidenan
6.A.raffles masih menerapkan kerja rodi
B.sistem sewa tanah raffles tidak berhasil
C.adanya perhanjian LONDON yang berisi kepulauan INDONEASIA diserahkan kepada belanda
D.akhirnya raffles kembali mejadi gurbernur bengkulu

Peta konsep kebijakan Raffles

Sabtu, 05 Agustus 2017

Jumat, 28 Juli 2017

Sejarah VOC by rick&yoko

  


 VOC adalah persekutuan dagang belanda untuk memonopoli perdagangan di Asia. VOC merupakan kepedekan dari Vereenigde Oostindische Compagnie yang berdiri sejak tanggal 20 Maret 1602. VOC merupakan kongsi dagang terbesar di nusantara untuk menyatukan perdagangan rempah-rempah dari wilayah timur dalam memperkokoh kedudukan Belanda di Indonesia. 

Sejarah Berdirinya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)

Awal terbentuknya VOC dimulai dari datangnya orang Eropa melalui Jalur Laut Vasco da Gama di tahun 1497-1498 yang berlayar dari Eropa ke India melalui Tanjung Pengharapan (Cape of Good Hope) di ujung selatan Afrika yang membuat tidak adanya persaingan dengan pedagang-pedagang Timur Tengah untuk mendapatkan jalan ke Asia Timur, yang pada awalnya ditempuh di Jalur darat yang sangat berbahaya. Tujuan awal bangsa Eropa ke Asia Timur dan Tenggara termasuk ke Nusantara adalah untuk perdagangan, seperti hal dengan bangsa Belanda. Misi dagang tersebut dilanjutkan dengan politik pemukiman (kolonisasi) yang dilakukan bangsa belanda dengan kerajaan-kerajaan di Jawa, Sumatera, dan Maluku, sedangkan di Suriname dan Curacao, tujuan Belanda sejak awal adalah kolonisasi (pemukiman). Dari perdagangan menjurus ke koloniasasi bangsa Indonesia (Hindia Belanda) berawal. 

Selama abad ke-16 perdagangan rempah-rempah dikuasai oleh portugis dengan menggunakan lisbon sebagai elabuhan utama. Sebelum terjadinya revolusi belanda, kota Antwerp berperang penting dalam distributor di Eropa Utara, namun setelah tahun 1591 Portugis bekerja sama dengan firma-firma di Jerman, Spanyol dan Italia sebagai hamburg pelabuhan utama dalam mendistribusikan barang-barang dari Asia, berpindah jalur dengan tidak melewati Belanda. Akan tetapi perdagangan portugis tidak dapat mencukupi permintaan, khususnya lada. Dari suplai yang tidak lancar membuat harga lada meroket di saat itu. dan disaat  itu juga Unifikasi Portugal dan Kerajaan Spanyol berperang dengan belanda pada tahun 1580 yang menimbulkan kekhawatiran Belanda. Dari tiga faktor yang mendorong Belanda memasuki perdagangan rempah-rempah Internasional dimana Jan Huyghen van Linschoten dan Cornelis de Houtman menemukan jalur rahasia pelayaran Portugis dan disaat itu juga pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten, pelabuhan utama di Jawa di tahun 1595-1597. 

Tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh Cornelis de Houtman menuju ke Indonesia dan sebagai hubungan pertama Indonesia dengan Belanda. Ekspedisi tersebut mencapai Banten, namun terlibat perseteruan dengan portugis dan penduduk lokal, lalu berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa yang sempat diserang oleh pendudk lokal di sedayu yang mengakibatkan kehilangan 12 orang awak, dan terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura yang menyebabkan seorang pimpinan lokal terbunuh. Setelah kehilangan separuh awak kapal, ditahun berikutnya memutuskan untuk kembali ke Belanda dengan rempah-rempah yang cukup menghasilkan keuntungan. 

Tanggal 31 Desember 1600, Inggris mendirikan perusahaan dagang Asia bernama The British East India Companyberpusat di Kalkuta. Belanda menyusul di tahun 1602 bersama prancis yang mendirikan French East India Company tahun 1604. 

Tanggal 20 Maret 1602, Pedagang belanda mendiringkan VOC(Verenigde Oost-Indische Compagnie) atau perkumpulan dagang india timur. Saat itu terjadi persaingan kuat antara Negara Eropa seperti Portugis, Spanyol Inggris, Prancis, dan Belanda. untuk memperebutkan kekuasaan perdagangan di Asia Timur. Mengenai masalah ini, VOC diberi kewenangan kepada belanda dalam menghadapi masalah tersebut oleh Staaten Generaal di Belanda dimana wewenang untuk memiliki tentang atas biaya sendiri dan dapat membuat perjanjian kenegaraan serta menyatakan perang kepada suatu negara. Wewenang tersebut membuat VOC dapat bertindak seperti suatu negara. 

VOC kemudian mendirikan markas di Batavia (Jakarta) di pula Jawa dan pos kolonial di Maluku (kepulauan rempah-rempah yang termasuk kepulauan Banda dimana disana VOC memonopoli pala dan fuli yang dipertahankan dengan metode kekerasaan terhadap populasi lokal, pemerasan dan pembunuhan massal. 
Pos perdagangan lebih tentram terletak di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki tempat orang Eropa berdagang dengan Jepang.

Pada tahun 1603, VOC mendapatkan izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan di tahun 1610 Pieter Both diangkat sebagai Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), akan tetapi ia memilih Jayakarta sebagai tempat administrasi VOC. Sedangkan Frederik de Houtman sebagai Gubernur VOC di Ambon (1605-1611) dan setelah itu ia pun menjadi Gubernur di maluku (1621-1623).

Latar Belakang Berdirinya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie)

Pengertian VOC, Sejarah, Hak Istimewa, & Tujuan Dibentuknya
Persaingan perdagangan yang ketat antara negara-negara Eropa dengan membentuk masing-masing kongsi dagang dimulai dari inggris di tahun 1600 dengan nama East India Company (EIC), dan kemudian Belanda di pada 1602 belanda mendirikan kongsi dagang untuk membendung pengaruh inggris. Pada tanggal 20 Maret 1602 VOC (Verenigde Oost-Indische Compagnie) dibentuk atas prakarsa Pangeran Maurits dan Olden Barneveld dan kemudian VOC membentuk kantor pertama di Banten.

Hak Istimewa VOC

Hak-hak istimwa yang tercantum dalam Oktrooi (Piagam atau Charta) pada tanggal 20 Maret 1602 antara lain sebagai berikut...
  • Hak memonopoli perdagangan 
  • Hak membentuk angkatan perang sendiri 
  • Hak melakukan oeoerangan 
  • Hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja setempat 
  • Hak untuk mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri 
  • Hak untuk mengangkat pegawai sneidir
  • Hak untuk memerintah di negara jajahan. 

    Tujuan Dibentuknya VOC

    Berdirinya VOC di Indonesia atas tujuan tertentu antara lain sebagai berikut... 
    • Menghindari persaingan dagang yang tidak sehat sesama pedagang Belanda yang ada sebelumnya sehingga dapat memperoleh kentungan maksimal.  
    • Memperkuat kedudukan bangsa Belanda terhadap persaingan dengan para pedagang bangsa Eropa lainnya
    • Untuk memonopoli perdagangna di wilayah Nusantara 
    • Membantu dana pemerintah Belanda menghadapi Spanyol yang masih menduduki Belanda.

    Faktor Penyebab Kehancuran/Runtuhnya VOC

    VOC yang pernah kokoh dan jaya dapat runtuh atau hancur karena beberapa hal antara lain sebagai berikut..
    • Keuntungan VOC semakin menurun 
    • Banyak pegawai yang korupsi 
    • Perubahan politik Belanda dari berdirinya Republik Bataaf 1795 yang demokratis dan liberal dengan menganjurkan perdagangan bebas
    • VOC terjerat banyak hutang 
    • Pembiayaan perang 
    • Banyaknya persaingan dagang di Asia khususnya Inggris dan Perancis

    Daerah Kekuasaan VOC


    Kekuasaan VOC di Indonesia - Pada tahun 1614 Pieter Both digantikan oleh Gubernur Jenderal Gerard Reynst (1614-1615). Baru berjalan satu tahun ia digantikan gubernur jenderal yang baru yakni Laurens Reael (1615-1619). Pada masa jabatan Laurens Reael ini berhasil dibangun Gedung Mauritius yang berlokasi di tepi Sungai Ciliwung. Orang-orang Belanda yang tergabung dalam VOC itu memang cerdik. Pada awalnya mereka bersikap baik dengan rakyat. Hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan yang ada di Nusantara juga berjalan lancar. Bahkan seperti telah djelaskan di atas, orang-orang Belanda di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Pieter Both diizinkan oleh Pangeran Wijayakrama untuk membangun tempat tinggal dan loji di Jayakarta. Sikap baik rakyat dan para penguasa setempat ini dimanfaatkan oleh VOC untuk semakin memperkuat kedudukannya di Nusantara. Lama kelamaan orang-orang Belanda mulai menampakkan sikap congkak, dan sombong. Setelah merasakan nikmatnya tinggal di Nusantara dan menikmati keuntungannya yang melimpah dalam berdagang, Belanda semakin bernafsu ingin menguasai dan kadang-kadang melakukan paksaan dan kekerasan. Hal ini telah menimbulkan kebencian rakyat dan para penguasa lokal. Oleh karena itu, pada tahun 1618 Sultan Banten yang dibantu tentara Inggris di bawah Laksamana Thomas Dale berhasil mengusir VOC dari Jayakarta.
    Orang-orang VOC kemudian menyingkir ke Maluku. Setelah VOC hengkang dari Jayakarta pasukan Banten pada awal tahun 1619 juga mengusir Inggris dari Jayakarta. Dengan demikian Jayakarta sepenuhnya dapat dikendalikan oleh Kesultanan Banten. Tahun 1619 Gubernur Jenderal VOC Laurens Reael digantikan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen (J.P. Coen). J.P. Coen dikenal gubernur jenderal yang berani dan kejam serta ambisius. Oleh karena itu, merasa bangsanya dipermalukan pasukan Banten dan Inggris di Jayakarta, maka J.P. Coen mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jayakarta. Armada angkatan laut dengan 18 kapal perangnya mengepung Jayakarta. Ternyata dalam waktu singkat Jayakarta dapat diduduki VOC. Kota Jayakarta kemudian dibumihanguskan oleh J.P. Coen pada tanggal 30 Mei 1619. Di atas puingpuing kota Jayakarta itulah dibangun kota baru bergaya kota dan bangunan di Belanda. Kota baru itu dinamakan Batavia sebagai pengganti nama Jayakarta. J.P. Coen adalah gubernur jenderal yang sangat bernafsu untuk memaksakan monopoli. Ia juga dikenal sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia. Disertai dengan sikap congkak dan tindakan yang kejam, J.P.Coen berusaha meningkatkan eksploitasi kekayaan bumi Nusantara. Cara-cara VOC untuk meningkatkan eksploitasi kekayaan alam dilakukan antara lain dengan:
    • Merebut pasaran produksi pertanian, biasanya dengan memaksakan monopoli, seperti monopoli rempah-rempah di Maluku.
    • Tidak ikut aktif secara langsung dalam kegiatan produksi hasil pertanian. Cara memproduksi hasil pertanian dibiarkan berada di tangan kaum Pribumi, tetapi yang penting VOC dapat memperoleh hasil-hasil pertanian itu dengan mudah, sekalipun harus dengan paksaan.
    • VOC sementara cukup menduduki tempat-tempat yang strategis.
    • VOC melakukan campur tangan terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara, terutama menyangkut usaha pengumpulan hasil bumi dan pelaksanaan monopoli. Dalam kaitan ini VOC memiliki daya tawar yang kuat, sehingga dapat menentukan harga.
    • Lembaga-lembaga pemerintahan tradisional/kerajaan masih tetap dipertahankan dengan harapan bisa dipengaruhi/dapat diperalat, kalau tidak mau baru diperangi.
    Setelah berhasil membangun Batavia dan meletakkan dasar-dasar penjajahan di Nusantara, pada tahun 1623 J.P. Coen kembali ke negari Belanda. Ia menyerahkan kekuasaannya kepada Pieter de Carpentier. Tetapi oleh pimpinan VOC di Belanda, J.P. Coen diminta kembali ke Batavia. Akhirnya pada tahun 1627 J.P. Coen tiba di Batavia dan diangkat kembali sebagai Gubernur Jenderal untuk jabatan yang kedua kalinya. Pada masa jabatan yang kedua inilah terjadi serangan tentara Mataram di bawah Sultan Agung
    ke Batavia. Batavia senantiasa memiliki posisi yang strategis bagi VOC. Semua kebijakan dan tindakan VOC di kawasan Asia dikendalikan dari markas besar VOC di Batavia. Di samping itu Batavia juga terletak pada persimpangan atau menjadi penghubung jalur perdagangan internasional. Batavia menghubungkan perdagangan di Nusantara bagian barat dengan Malaka, India, kemudian juga menghubungkan dengan Nusantara bagian timur. Apalagi Nusantara bagian timur ini menjadi daerah penghasil rempah-rempah yang utama, maka posisi Batavia yang berada di tengah-tengah itu menjadi semakin strategis dalam perdagangan rempah-rempah.
    VOC semakin serakah dan bernafsu untuk menguasai Nusantara yang kaya rempah-rempah ini. Tindakan intervensi politik terhadap kerajaan-kerajaan di Nusantara dan pemaksaan monopoli perdagangan terus dilakukan. Politik devide et impera dan berbagai tipu daya juga dilaksanakan demi mendapatkan kekuasaan dan keuntungan sebesar-besarnya. Sebagai contoh, Mataram yang merupakan kerajaan kuat di Jawa akhirnya juga dapat dikendalikan secara penuh oleh VOC. Hal ini terjadi setelah dengan tipu muslihat VOC,  yang sedang dalam keadaan sakit keras dipaksa untuk menandatangani naskah penyerahan kekuasaan Kerajaan Mataram kepada VOC pada tahun 1749. Tidak hanya kerajaan-kerajaan di Jawa, kerajaan-kerajaan di luar Jawa berusaha ditaklukkan. Untuk memperkokoh kedudukannya di Indonesia bagian barat dan memperluas pengaruhnya di Sumatera, VOC berhasil menguasai Malaka setelah mengalahkan saingannya, Portugis pada tahun 1641. Berikutnya VOC berusaha meluaskan pengaruhnya ke Aceh. Kerajaan Makassar di bawah Sultan Hasanuddin yang tersohor di Indonesia bagian timur juga berhasil dikalahkan setelah terjadi Perjanjian Bongaya tahun 1667. Dari Makasar VOC juga berhasil memaksakan kontrak dan monopoli perdagangan dengan Raja Sulaiman dari Kalimantan Selatan. Sementara jauh sebelum itu yakni tahun 1605 VOC sudah berhasil mengusir Portugis dari Ambon. VOC menjadi berjaya setelah berhasil melakukan monopoli perdagangan rempah-rempah di Kepulauan Maluku. Untuk mengendalikan pelaksanaan monopoli di kawasan ini dilaksanakan Pelayaran Hongi.
    Pengaruh dan kekuasaan VOC semakin meluas. Untuk memperkuat kebijakan monopoli ini di setiap daerah yang dipandang strategis armada VOC diperkuat. Benteng-benteng pertahanan dibangun. Sebagai contoh Benteng Doorstede dibangun di Saparua, Benteng Nasau di Banda, di Ambon sudah ada Benteng Victoria, Benteng Oranye di Ternate, dan Benteng Rotterdam di Makasar. Dalam rangka memperluas pengaruh dan kekuasaannya itu, ternyata perhatian VOC juga sampai ke Irian/Papua yang dikenal sebagai wilayah yang masih tertutup dengan hutan belantara yang begitu luas. Penduduknya juga masih bersahaja dan primitif. Orang Belanda yang pertama kali sampai ke Irian adalah Willem Janz. Bersama armandanya rombongan Willem Janz menaiki Kapal Duyke dan berhasil memasuki tanah Irian pada tahun 1606. Willem Janz ingin mencari kebun tanaman rempah-rempah. Tahun 1616- 1617 Le Maire dan William Schouten mengadakan survei di daerah pantai timur laut Irian dan menemukan Kepulauan Admiralty bahkan sampai ke New Ireland. Dengan penemuan ini maka nama William diabadikan sebagai nama kepulauan, Kepulauan Schouten. Pada waktu orang-orang Belanda sangat memerlukan bantuan budak, maka banyak diambil dari orang-orang Irian. Pengaruh VOC di Irian semakin kuat. Bahkan pada tahun 1667, Pulaupulau yang termasuk wilayah Irian yang semula berada di bawah kekuasaan Kerajaan Tidore sudah berpindah tangan menjadi daerah kekuasaan VOC.
    Dengan demikian daerah pengaruh dan kekuasaan VOC sudah meluas di seluruh Nusantara. Memahami uraian di atas, jelas bahwa VOC yang merupakan kongsi dagang itu berangkat dari usaha mencari untung kemudian dapat menanamkan pengaruh bahkan kekuasaannya di Nusantara. Fenomena ini juga terjadi pada kongsi dagang milik bangsa Eropa yang lain. Artinya, untuk memperkokoh tindakan monopoli dan memperbesar keuntungannya orang-orang Eropa itu harus memperbanyak daerah yang dikuasai (daerah koloninya). Tidak hanya daerah yang dikuasai secara ekonomi, kongsi dagang itu juga ingin mengendalikan secara politik atau memerintah daerah tersebut. Bercokollah kemudian kekuatan kolonialisme dan imperialisme.
    Dalam praktiknya, antara kolonialisme dan imperialisme sulit untuk dipisahkan. Kolonialisme merupakan bentuk pengekalan imperialisme (Taufik Abdullah dan A.B. Lapian (ed), 2012). Muara kedua paham itu adalah penjajahan dari negara yang satu terhadap daerah atau bangsa yang lain. Sistem inilah yang umumnya diterapkan bangsa-bangsa Eropa yang datang di Kepulauan Nusantara, baik Portugis, Spanyol, Inggris maupun Belanda. Berangkat dari motivasi untuk memperbaiki taraf kehidupan ekonomi kemudian meningkat menjadi nafsu untuk menguasai dan mengeruk kekayaan dan keuntungan sebanyak-banyaknya dari daerah koloni untuk kejayaan bangsanya sendiri.  Pihak atau bangsa lain dipandang sebagai musuh dan harus disingkirkan. Sifat keangkuhan dan keserakahan telah menghiasi perilaku kaum penjajah. Inilah sifat-sifat yang sangat dibenci dan tidak diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa.

    Demikian halnya dengan VOC, tidak sekedar menjadi sebuah kongsi dagang yang berusaha untuk mencari untung tetapi juga ingin menanamkan kekuasaannya di Nusantara. VOC dengan hak-hak dan kewenangan yang diberikan pemerintah dan parlemen Belanda telah melakukan penjajahan dan menguatkan akar kolonialisme dan imperialisme di Nusantara. Melalui cara-cara pemaksaan monopoli perdagangan, politik memecah belah serta tipu muslihat yang sering disertai tindak peperangan dan kekerasan, semakin memperluas daerah kekuasaan dan memperkokoh kemaharajaan VOC. Sekali lagi tindak keserakahan dan kekerasan yang dilakukan oleh VOC itu menunjukkan mereka tidak mau bersyukur atas karunia yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, wajar kalau timbul perlawanan dari berbagai daerah misalnya dari Aceh, Banten, Demak, Mataram, Banjar, Makasar, dan Maluku.

    Sekian,Kami dari kelompok YOKO(24) & RICCO(23) dari kelas XI TKJ 1